Jakarta, borneonetv.com – Mahasiswa kelas PRDC25 – 1SP dari LSPR Jakarta Communication and Business Institute telah sukses menggelar acara pembuka Warisan Edas di Kampung Seni Edas, Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.
Acara yang dimulai dengan kelas Social Media Training bersama Mr. Achmad Sultani, M.Si, dan Workshop Tari bersama Sanggar Tari Edas ini memberikan nuansa segar bagi pemeliharaan budaya lokal.
Dalam sesi ini, Achmad Sultani menjelaskan peran penting media sosial serta memberikan panduan proses pemilihan serta pembuatan konten hingga monitoring media sosial.
Ketua pelaksana Workshop Warisan Edas, Theodore Roosevelt, mengatakan bahwa pre-event ini merupakan acara pembuka Event Warisan Edas di Kampung Seni Edas merupakan projek lapangan mata kuliah Community Development.
“Dengan kerja sama para panitia kelas serta antusiasme peserta dalam workshop Social Media Training bersama dosen kami, Mr. Achmad Sultani diharapkan dapat meningkatkan wawasan berharga untuk meningkatkan skill sekaligus insight pribadi SDM kampung di media sosial. Lalu dilanjutkan dengan Workshop Tari Tunggul Kawung yang dipandu oleh Sanggar Seni Edas yang interaktif dan mendidik, memperkuat cinta terhadap kebudayaan,” ujar Roosevelt.
Para peserta antusias untuk mempelajari serta membedah lebih dalam lagi mengenai penggunaan sosial media yang dapat membantu meningkatkan eksposur Kampung Seni Edas.
“Setelah social media training tadi saya mendapat wawasan untuk cara kita mempublikasikan sesuatu di media sosial. Yang tadinya kita hanya sekedar posting foto-foto doang sedikit tanpa caption yang dipertimbangkan seperti apa. Nah, setelah training ini banyak wawasan yang bisa kita dapat sehingga kedepannya media sosial khusus Kampung Seni Edas itu akan lebih menarik untuk orang-orang baca atau orang-orang lihat,” ungkap Imas Nur Fatona, peserta Social Media Training dan anggota Sanggar Edas.
Acara Pre-Event Warisan Edas dilanjutkan dengan Workshop Tari yang dipandu oleh Ade Suarsa sebagai ketua dari Sanggar Seni Edas, mengenalkan Tunggul Kawung, tarian khas Kota Bogor yang memadukan gerakan tari dengan irama bedug. Workshop ini dihadiri oleh 16 peserta dari berbagai komunitas tari, termasuk KKG Seni Budaya Kecamatan Cisarua, SMA Budi Mulia Bogor, SMA Wikrama dan LSPR Dance.
Udara yang panas tidak mematahkan semangat para peserta untuk mempelajari tarian Tunggul Kawung. Seluruh peserta mengikuti arahan dengan baik dan penuh semangat menunjukan bahwa minat dalam kebudayaan Indonesia masih belum Sima sepenuhnya. Tidak hanya Tunggul Kawung. peserta juga diajak untuk berkenalan dengan alat musik khas Kampung Seni Edas, Wekwok.
“Pengalaman mengikuti workshop Tari Tunggul Kawung ini sangat luar biasa. Saya terkesan dengan metode pengajaran yang interaktif. Setiap gerakan dijelaskan dengan baik sehingga saya bisa mengikuti dengan mudah. Sebelum ke praktek diberikan teori dulu mengenai sejarah dan filosofi di balik tari ini yang menambah kedalaman pemahaman saya. Terima kasih kepada penyelenggara dan instruktur yang sudah bekerja keras memberikan pengalaman belajar yang begitu berharga,” ujar salah satu peserta dari KKG Seni Budaya Kecamatan Cisarua.
Warisan Edas tidak hanya sekadar acara, melainkan sebuah langkah nyata untuk meningkatkan kesadaran akan kekayaan budaya asli Indonesia di Kampung Seni Edas. Diharapkan melalui rangkaian acara ini dapat membantu upaya Kampung Seni Edas dalam melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya Kota Bogor. [AdangS]