Kapuas Hulu, borneonetv.com – Beberapa waktu lalu bagian Ekonomi Administrasi Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekertariat Daerah Kapuas Hulu, melakukan survei lokasi yang akan di jadikan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) di Desa Tanjung, Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu.
Dalam kesempatan itu Kabag Ekonomi Administrasi Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Budi Prasetyo menyampaikan, pihaknya bersama dengan tim telah melaksanakan kegiatan survei, lokasi yang akan dilakukan pengajuan WPR di Wilayah Kecamatan Suhaid.
“Yang mana kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah awal, dalam tahapan proses pengajuan WPR” ucap Budi.
Survey lokasi aktivitas PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) bermaksud dan bertujuan untuk di jadikan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dihadiri oleh unsur aparat desa setempat antara lain Kepala Desa Tanjung, Akhmadin., Kepala Desa Madang Permai, Taufiq dan Perwakilan koordinator masyarakat pekerja PETI H. Doni, Perwakilan masyarakat Desa Tanjung, Desa Tanjung Harapan, Desa Madang Permai dan Desa Nanga Suhaid.
Untuk diketahui PETI di Kapuas Hulu ada di beberapa wilayah seperti; Kecamatan Selimbau, Kecamatan Suhaid, Kecamatan Bunut Hulu, Kecamatan Boyan Tanjung dan Kecamatan Badau. Kondisi di daerah di atas tersebut sebenarnya cukup kondusif hanya ada satu yang selalu muncul di pemberitaan yaitu di Kecamatan Suhaid yang selalu di bicarakan hangat di kalangan luar.
Salah seorang warga setempat, Angga mengeluhkan kalau pemerintah daerah sepertinya lebih memperhatikan hewan yang unik dan endemik dibandingkan masyarakat setempat.
“Kami merasa terabaikan, sementara kami butuh makan, butuh menghidupi anak istri, biaya hidup sehari-hari juga untuk pendidikan namun kami merasa pemerintah lebih memperhatikan keberlangsungan hidup hewan unik dan endemik. Sebagai pekerja sektor informal kami tidak tahu harus mengadu kemana lagi,” keluh Angga.
Sering Didatangi Oknum Wartawan
Di selain itu Angga juga merasa Kapuas Hulu khususnya Kecamatan Suhaid sering kali di datangi orang-orang yang mengaku sebagai insan media bahkan ada beberapa oknum media yang suka membuat onar dan permasalahan di wilayah Kapuas Hulu dengan menakut-nakuti masyarakat setempat, ironisnya sebagian besar mereka berasal dari luar wilayah Kapuas Hulu.
“Sementara yang kita ketahui mereka membantu dan memberikan solusi untuk membantu masyarakat dan menyampaikan informasi efektif kepada pemberi kebijakan, namun yang dilakukan sekarang ini meresahkan masyarakat hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi,” sambungnya.
Sementara itu Jumadi warga Kecamatan Suhaid lainnya mengatakan, semenjak adanya pekerjaan ini kami masyarakat Suhaid sangat-sangat terbantu terutama dari segi ekonomi sebelumnya kasus pencurian ikan arwana marak terjadi. Bahkan pada kolam yang sudah di pagar dan di pasang cctv sekalipun tidak luput dari pencurian.
“Sekarang sudah relatif lebih aman, tak ada lagi warga yang punya kolam mengeluh kehilangan ikannya. Jadi saya sebagai perwakilan masyarakat Kecamatan Suhaid meminta solusi kepada pemerintah daerah bagaimana menyikapi masalah ini pertambangan ini,” kata Jumadi.
Sebelummya, sebulan yang lalu aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Suhaid dirazia oleh aparat gabungan. Dengan adanya razia tersebut warga Kecamatan Suhaid berharap pemerintah daerah secepatnya menetapkan pertambangan di wilayahnya masuk dalam Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) sehingga warga dapat melakukan aktivitas pertambangan dengan tenang tanpa was-was takut di razia ataupun ditakut-takuti oknum yang mengaku wartawan.