Pontianak, BorneOneTV– Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), meminta Polda Kalbar untuk segera mengambil tindakan tegas terkait dugaan provokasi dalam penyelesaian konflik operasional pabrik pengolahan sawit (PKS ) PT. Sinar Borneo Indah (SBI) yang berlokasi di Tayang Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Ketua LBH Majelis Adat Dayak (MAD) Provinsi Kalbar, Yohanes Nenes menyampaikan perseteruan ini dipicu oleh dugaan provokasi terhadap masyarakat adat Dayak, yang melibatkan kelompok massa bayaran dari Kabupaten Landak dan Bengkayang. Kelompok ini disebut-sebut dikoordinir oleh dua individu bernama Beni dan Lala, yang tinggal di Darit.
Yohanes Nenes yang juga merupakan kuasa hukum dari PT. Maulana Karya Persada (MKP) mengatakan bahwa salah satu tokoh penting dalam konflik ini adalah Joko Pitoyo, yang mengaku sebagai Direktur Utama PT. MGN.
“Kami meminta Polda Kalbar segera mengambil langkah tegas, termasuk memasang police line pada pabrik, gudang, tangki, kernel, bahan baku, minyak miko, CPO, dan kantor perusahaan terkait. Jangan sampai konflik ini berlarut-larut dan memicu bentrokan antara masyarakat adat Dayak di lapangan,” ujar Nenes pada hari Jumat, 22 Desember 2024.
Nenes mengungkapkan bahwa salah satu tokoh kunci dalam konflik ini, Pasaribu, telah diamankan oleh Denintel Kodam XII/Tanjungpura. Penangkapan ini menjadi bagian dari upaya pengamanan untuk mengurangi potensi eskalasi konflik.
Pertemuan Tertutup di Hotel Mercure
Pada malam yang sama, sebuah pertemuan tertutup digelar di Hotel Mercure, lantai 2, ruang Ramin.
Pertemuan ini di hadiri oleh sekitar 15 orang, termasuk Ali Basara, yang mengaku mendapatkan kuasa dari Bilal asif sosok Direktur PT SBI yang di Duga telah menjadi buronan Kejaksaan Jakarta Selatan.
Selain itu hadir sejumlah pengacara, perwakilan Koperasi Unit Desa (KUD), petani dan anggota DPRD Sanggau.
“Malam ini ada pertemuan untuk mengkondisikan situasi di lapangan. Namun, saat kami hadir, terlihat perubahan ekspresi di wajah mereka. Kami berharap pertemuan ini tidak mengarah pada upaya memanipulasi keadaan,” jelas Nenes.
Nenes menegaskan pentingnya perhatian khusus dari Polda Kalbar terhadap konflik ini, mengingat potensi bentrokan yang sangat besar.
“Kami harap ini menjadi atensi serius bagi Dirkrimum Polda Kalbar untuk segera mengambil tindakan sebelum situasi di lapangan semakin memanas,” Pungkasnya.(*/Dodi).