Borneonetv-Kalbar-Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan budaya, sumber daya alam, dan keberagaman yang luar biasa. Namun, dalam era globalisasi yang semakin cepat, ada tantangan besar yang harus dihadapi untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu cara untuk memandang tantangan ini adalah melalui Wawasan Nusantara—sebuah konsep yang mengutamakan persatuan dan integrasi bangsa Indonesia, yang tercermin dalam kebijakan dan praktek kehidupan sehari-hari.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kita tidak bisa menilai pentingnya Wawasan Nusantara hanya dari segi ideologi atau politik semata. Salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam konteks ini adalah demografi, atau komposisi penduduk Indonesia yang terus berubah. Secara keseluruhan, demografi Indonesia memiliki potensi besar, tetapi juga menyimpan tantangan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Potensi Demografi Indonesia
Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 270 juta orang, dengan berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya. Berdasarkan proyeksi BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia akan terus mengalami peningkatan jumlah penduduk pada beberapa dekade mendatang. Salah satu peluang besar yang dapat dimanfaatkan dari kondisi demografi ini adalah bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif (15–64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non-produktif. Ini memberi potensi besar untuk mendorong perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan.
Namun, potensi ini hanya dapat dimanfaatkan jika ada kebijakan yang tepat untuk mengelola keberagaman dan distribusi penduduk secara efektif. Dalam hal ini, Wawasan Nusantara memainkan peran yang sangat penting, karena ia memberikan kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya ke dalam satu kesatuan bangsa yang harmonis.
Tantangan Demografi yang Dihadapi
Salah satu tantangan terbesar dalam kaitannya dengan Wawasan Nusantara dan demografi adalah ketidakmerataan pembangunan antarwilayah. Banyak daerah yang masih mengalami kesenjangan signifikan dalam hal akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Misalnya, meskipun Jakarta dan beberapa kota besar lainnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, banyak daerah di luar Jawa, seperti Papua dan Nusa Tenggara, yang masih tertinggal.
Fenomena urbanisasi yang pesat juga memperburuk ketimpangan ini. Banyak penduduk desa yang berpindah ke kota-kota besar dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, tanpa perencanaan yang matang, migrasi besar-besaran ini bisa menyebabkan masalah sosial dan ekonomi di kota-kota besar, seperti kemiskinan, pengangguran, hingga kekerasan sosial.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi masalah penuaan penduduk yang diproyeksikan akan terjadi dalam beberapa dekade mendatang. Peningkatan angka harapan hidup diiringi dengan penurunan tingkat kelahiran dapat mengarah pada tantangan baru dalam hal pembiayaan sosial, tenaga kerja, dan kesejahteraan lansia.
Menjaga Persatuan dalam Keberagaman
Wawasan Nusantara mengajarkan kita bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan. Menghadapi tantangan demografi ini, penting bagi kita untuk menjaga persatuan dalam keberagaman. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan pembangunan yang diterapkan tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.
Selain itu, pendidikan yang inklusif dan berbasis pada nilai-nilai kebangsaan harus diperkuat, agar generasi muda dapat memahami pentingnya persatuan dan saling menghormati meski memiliki latar belakang yang berbeda. Pemahaman yang mendalam tentang Wawasan Nusantara akan memperkuat rasa nasionalisme dan keinginan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Penulis : Rahul