Eksploitasi anak, penyebab turunnya prestasi akademik

Andre Sarkasih Pengurus Badko HMI kalbar bidang otonomi daerah dan demokrasi 

Borneonetv-Kalbar-Fenomena banyaknya anak di bawah umur yang berjualan hingga larut malam di Kota Pontianak mencerminkan berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang kompleks. Di satu sisi, hal ini menunjukkan adanya tekanan ekonomi yang besar pada keluarga, di mana anak-anak harus turut serta mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan hidup. Di sisi lain, hal ini juga menjadi cerminan lemahnya perlindungan terhadap hak-hak anak, khususnya dalam hal pendidikan dan kesejahteraan. Sementara itu yang kita ketahui bahwa kota Pontianak Dinobatkan Sebagai Kota Layak Anak (KLA) dengan status Nindya Secara Berturut-turut Semenjak Tahun 2020 -2023. Namun Hal ini seperti berbanding terbalik dngan kondisi yang ada di lapangan.

Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil mereka dengan belajar dan bermain, justru harus bergelut dengan kerasnya kehidupan di jalanan. Mereka menghadapi berbagai risiko, mulai dari eksploitasi ekonomi, gangguan kesehatan akibat kelelahan, hingga ancaman keselamatan di lingkungan yang tidak selalu aman. Situasi ini juga dapat berdampak pada perkembangan psikologis anak, di mana mereka dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya dan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.

Dari segi pendidikan, keterlibatan anak dalam aktivitas ekonomi seperti berjualan di malam hari sering kali menyebabkan mereka tidak dapat bersekolah dengan baik. Kurangnya waktu untuk belajar dan beristirahat berpotensi menurunkan prestasi akademik mereka, yang pada akhirnya dapat memperkuat siklus kemiskinan dalam keluarga. Pendidikan seharusnya menjadi jalan keluar bagi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan, namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa kebutuhan ekonomi jangka pendek lebih diutamakan.

Fenomena ini juga menunjukkan perlunya perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat dalam memberikan solusi yang berkelanjutan. Pemerintah Kota Pontianak perlu memperkuat kebijakan perlindungan anak, seperti memperketat aturan terkait pekerja anak dan memperluas program bantuan sosial bagi keluarga kurang mampu, salah satunya dengan bantuan serta pelatihan terkait UMKM. Selain itu, diperlukan juga kolaborasi dengan berbagai pihak.

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih peduli terhadap hak-hak anak. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan masa depan anak perlu terus ditingkatkan agar praktik-praktik eksploitasi ekonomi terhadap anak dapat diminimalisir. Kampanye dan edukasi mengenai hak-hak anak serta dampak negatif dari pekerja anak dapat membantu mengubah pola pikir sebagian orang tua yang masih menganggap anak sebagai aset ekonomi keluarga.

Pada akhirnya, permasalahan anak yang berjualan hingga malam hari di Pontianak adalah isu yang membutuhkan perhatian serius dan langkah konkret dari berbagai pihak. Hanya dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kesejahteraan anak-anak dapat terjamin, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, serta memiliki masa depan yang lebih cerah.

%d blogger menyukai ini: