Pontianak, borneonetv.com — Masyarakat Kalbar baru-baru ini dihebohkan dengan beredarnya tangkapan layar surat pengunduran diri Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi. Dalam pesan yang beredar di media sosial sejak Minggu (6/4/2025), dinarasikan surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Dewan Komisaris Bank Kalbar itu dikatakan Rokidi mengundurkan diri terkait kesehatan dirinya, namun masyarakat menduga-duga terkait spekulasi panas di tengah prestasi gemilang bank daerah tersebut.
Sekretaris Daerah Kalbar, Harisson ketika dihubungi mengatakan mengatakan belum dapat memberikan pernyataan lebih lanjut.
“Saya belum membaca atau menerima tembusan surat pengunduran diri. Tapi kalau memang ada, yang berwenang menerima atau menolak itu adalah Pak Gubernur,” ujarnya kepada awak media.
Sementara itu Gubernur Kalbar Ria Norsan akhirnya angkat bicara. Ia membenarkan bahwa dirinya telah mendengar langsung dari Rokidi soal niatan mundur, meski surat respmi belum ia terima.
“Saya dengar memang beliau sudah mengundurkan diri, suratnya katanya sudah dikirim ke komisaris. Insyallah kalau memang mengundurkan diri, alasannya kan sakit, kita akan siapkan penggantinya siapa,” tambahnya.
Dilain tempat, pengamat kebijakan publik Kalbar, Herman Ropi memberikan pendapatnya mengenai pengunduran diri Rokidi sebagai Dirut Bank Kalbar, menurutnya pengunduran diri itu meninggalkan permasalahan yang yang cukup krusial dimana ada dana nasabah yang hilang.
“Terkait isu trust keamanan dana nasabah yang hilang akibat pembobolan dana nasabah,” ujar Herman via sambungan telepon.
Menurutnya, sebagai seorang pimpinan harusnya ia bisa menyelesaikan permasalahan yang ada secara tuntas.
“Terkesan bahwa beliau tidak bertanggung jawab untuk melakukan berbagai pembenahan di Bank kalbar. Bank kalbar mengelola dana provinsi, kabupaten, kota seluruh Kalbar. Bukan hanya dari sisi kompetensi tapi moralitas juga harus menjadi perhatian. Moralitas juga harus menjadi persoalan yang sangat penting, bukan hanya kompetensi semata-mata. Kompetensi tanpa didukung oleh moralitas akan hancur. Juga sebaliknya hanya moralitas yang bagus,” pungkas Herman
Kisruh ini terjadi di tengah capaian finansial Bank Kalbar yang sedang cemerlang. Dalam siaran pers, Senin (7/4/2025), Bank Kalbar mencatatkan laba bersih Rp485,8 miliar sepanjang 2024 naik 6,66% dari tahun sebelumnya.
Aset melonjak ke Rp26,51 triliun, Dana Pihak Ketiga menembus Rp20,35 triliun, dan rasio kredit bermasalah (NPL Nett) stabil di level aman, 0,66%.
Pengunduran diri Rokidi terjadi di tengah sorotan publik terhadap kondisi internal Bank Kalbar. Sejumlah permasalahan sedang membelit lembaga keuangan milik daerah ini, termasuk kasus dugaan korupsi pengadaan tanah yang menyeret tiga mantan pejabat Bank Kalbar dan hingga kini masih dalam status daftar pencarian orang (DPO) oleh Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.
Selain itu, muncul dugaan pembobolan dana nasabah yang melibatkan oknum pegawai internal di beberapa kantor cabang. Total kerugian dari serangkaian kasus ini mencapai Rp 27,3 miliar, dengan rincian sebagai berikut:
– Kantor Cabang Pembantu Karangan, Kabupaten Landak: Rp 17 miliar.
– Kantor Cabang Singkawang, Kota Singkawang: Rp 6 miliar.
– Kantor Cabang Pemangkat, Kabupaten Sambas: Rp 4,2 miliar
– Kantor Cabang Bengkayang: Rp 100 juta.
Kasus-kasus tersebut memunculkan pertanyaan serius mengenai efektivitas sistem pengawasan dan tata kelola manajemen risiko di lingkungan Bank Kalbar. Sebagai pucuk pimpinan, posisi Direktur Utama tak bisa dilepaskan dari tanggung jawab atas stabilitas institusi dan kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan milik pemerintah daerah ini. [Tim/dari berbagai sumber]