Jakarta, borneonetv.com – Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang sangat besar, yaitu sekitar 40% dari potensi dunia. Potensi ini tersebar di berbagai pulau, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Pemanfaatan energi geothermal di Indonesia dapat menjadi tulang punggung proses transisi energi fosil ke energi baru terbarukan. Namun, pemanfaatannya masih terbatas dan perlu ditingkatkan.
PT Indodrill Geothermal Indonesia, perusahaan spesialis pengeboran yang telah berpengalaman lebih dari tiga dekade di sektor mineral, kini memperkuat ekspansinya di sektor energi terbarukan melalui eksplorasi panas bumi (geothermal). Transformasi bisnis ini sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Prinsipal Geologis dan Business Development General Manager PT Indodrill Geothermal Indonesia, Agus Purwanto, mengatakan walaupun Indodrill baru berumur tiga tahun akan tetapi perusahaan induknya sudah malang melintang lebih dari 3 dekade di bidang pengeboran mineral lainnya.
“Kami telah lebih dari 30 tahun bergerak di sektor pengeboran untuk mineral seperti emas dan tembaga. Namun dalam tiga tahun terakhir, kami mulai mengembangkan bisnis geothermal secara serius,” jelas Agus kepada awak media di sela-sela acara Indonesian Geothermal Association (INAGA) atau Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) bertempat di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Senin (14/04/2025).
Proyek geothermal perdana perusahaan dilakukan di wilayah Nusa Tenggara Barat bersama salah satu anak usaha Vale asal Jepang. Fokus utama perusahaan adalah pada tahap eksplorasi, termasuk pengeboran awal (sling bull), dengan kedalaman mencapai 2.000 meter.
“Keahlian kami adalah pada fase eksplorasi, dari greenfield hingga penentuan sumber daya. Kami belum masuk ke pengolahan energi, tetapi kami pastikan tahapan awal dijalankan dengan akurasi dan keamanan tinggi,” sambungnya.
Geotermal, menurut Agus, merupakan solusi strategis dalam bauran energi nasional karena potensi besar yang dimiliki Indonesia—terutama di sepanjang jalur ring of fire. PT Indodrill telah menjajaki eksplorasi di berbagai wilayah, mulai dari Gunung Salak, Dieng, Sulawesi, hingga Tapanuli.
Meski ramah lingkungan, teknologi geothermal tetap menuntut kehati-hatian. Agus menekankan pentingnya pengelolaan teknis dalam setiap proyek eksplorasi, termasuk pengendalian emisi dan pembuangan lumpur pengeboran.
“Secara teknik, semua bisa dikendalikan. Namun kesalahan dalam eksekusi bisa menimbulkan risiko. Karena itu kami selalu mengandalkan tenaga ahli bersertifikasi dan berpengalaman,” katanya, merujuk pada kewajiban sertifikasi dari BNSP yang diterapkan bagi semua personel teknis di perusahaan.

Dalam hal pengadaan proyek, PT Indodrill melayani kebutuhan dari sektor swasta maupun pemerintah. Menurut Agus, permintaan terhadap jasa eksplorasi geothermal menunjukkan tren positif, seiring peningkatan kesadaran akan energi terbarukan.
“Eksplorasi geothermal bukan pekerjaan instan. Ada risiko, dan tidak semua titik menghasilkan energi yang ekonomis. Tapi potensi Indonesia sangat besar, dan kami percaya ini adalah pasar yang strategis dalam jangka panjang,” ujar Agus yang merupakan lulusan Geologi UPN Jogjakarta ini.
Dengan pendekatan berbasis teknologi, sumber daya manusia kompeten, dan pengalaman lintas sektor, PT Indodrill Geothermal Indonesia menargetkan pertumbuhan berkelanjutan di sektor energi hijau, sekaligus berkontribusi pada ketahanan energi nasional.